Sistem Pengisian merupakan
bagian dari sistem kelistrikan yang terdapat pada kendaraan baik mobil ataupun
sepeda motor, dimana sistem pengisian ini mensuply kebutuhan listrik pada
kendaraan. Seperti di ketahui bahwa pada sebuah kendaraan terdapat sebuah
komponen yang berfungsi menyimpan arus listrik yaitu battery. tapi apa jadinya
apabila battery tu kehabisan listrik karena terpakai untuk kepeluan kendaraan,
apakah kita harus mengganti batere setiap battery kehabisan listrik? tentu
tidak oleh karena itu di perlukan sebuah sistem untuk mengisi kembali battery
di saat battery telah lemah atau kosong. Dan sistem ini di sebut sistem pengisian (Charging Syste).
Sistem
pengisian berfungsi untuk :
1. Mengisi arus listrik ke battery
2. Mensuplai arus listrik ke seluruh sistem
kelistrikan setelah mesin hidup
Ada
dua type sistem pengisian :
1. Generator yang
berfungsi untuk menghasilkan arus searah (Direct Current) digunakan awal tahun
60-an.
2. Alternator yang
berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik (Alternating Current).
Alasan
penggunaan alternator :
1. Konstruksi lebih kecil dan tahan lama.
2. Mampu menghasilkan arus output saat kecepatan idle.
Bagian-bagian
:
1.
Ignition switch (kunci kontak)
2. Battery
3. Alternator
4.
Voltage regulator
Prinsip Dasar
Hukum
Faraday
Hukum
Faraday berbunyi :
Bila
sebuah konduktor digerakkan di dalam medan magnet, maka akan tim-bul arus
induksi pada konduktor terse-but.
Hukum
Tangan Kanan Fleming
Apabila
sebuah penghantar bergerak keluar memotong garis gaya magnet, maka gaya gerak
listrik akan mengalir dari kanan ke kiri.
Arah
gaya gerak listrik dapat diketahui dengan menggunakan hukum tangan kanan
fleming dimana, jari telunjuk menunjukkan arah fluksi magnet, ibu jari
menunjukkan arah gerakan konduktor, dan jari tengah menunjukkan arah
arus induksi.
Besarnya
Gaya Gerak Listrik
Bila
perubahan medan magnet berlangsung dengan cepat maka gaya gerak listrik yang
dibangkitkan pada kumparan akan semakin besar
Hubungan
ini dapat dinyatakan dengan rumus :
E
= N x dÂ
dt
dt
E = Gaya gerak
listrik yang dibangkitkan
N = Jumlah
gulung
Dâ = Perubahan flux magnet
Dt =
Waktu
Prinsip
Generator
Generator
membangkitkan arus listrik dengan cara memutarkan kumparan di dalam medan
mag-net.
Prinsip
Alternator
Magnet
Berputar Dalam Kumparan
Alternator
membangkitkan arus listrik dengan cara memutarkan magnet listrik (rotor
coil) didalam kumparan (stator coil).
Pembangkitan
Arus Bolak-balik (Alternating Current)
Saat
magnet berputar di dalam kum-paran maka akan timbul arus bolak-balik pada
kumparan.
Hubungan
antara arus yang dibangkit-kan dengan posisi magnet adalah :
· Pada 0° dan 180° arus
yang di-bangkitkan adalah nol
· Pada 90° arus yang
dibangkitkan adalah maksimum positif
· Pada 270° arus yang
dibangkitkan adalah maksimum negatif
Arus
Bolak-balik 3 Phase
Pada
alternator terdapat 3 kumparan yang berjarak masing-masing 120°
Pada
saat alternator berputar pada masing-masing kumparan akan timbul arus bolak -balik
Ini berarti alternator membangkitkan arus bolak-balik 3 phase.
Cara
penyambungan 3 phase
1.
Hubungan “Y” (Star/Bintang)
Ujung dari tiap-tiap
kumparan dihu-bungkan menjadi satu, dimana sam-bungan / titik tengah kumparan
itu di-sebut titik netral (netral point)
2.
Hubungan Delta
Ujung dari tiap-tiap
kumparan dihu-bungkan ke awal dari kumparan lain. Ini berarti ketiga kumparan
dihubung-kan secara seri
Karakteristik dari
kedua hubungan tersebut adalah :
Hubungan
|
Tegangan
|
Arus
|
“Y” (Star)
|
EÃ3
|
I
|
Delta
|
E
|
IÃ3
|
Saat ini alternator
menggunakan hubungan “Y” dengan alasan :
- Penghubungan kumparan sederhana
- Tegangan output lebih besar
- Mempunyai titik netral yang dapat digunakan
- Meskipun kurang baik saat arus output maksimum, tetapi pada putaran rendah lebih baik
Penyearahan
Kelistrikan
mobil membutuhkan arus searah, oleh karena itu arus yang di-hasilkan oleh
alternator tidak dapat langsung digunakan. Untuk itu diperlu-kan proses
penyearahan yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus
searah (DC), dimana proses penyearahan ini menggu-nakan dioda Pada
alternator menggunakan dioda sebanyak 6,8,9,11.
Pada
diagram (a) tegangan di-bangkitkan diantara phase 1 & 2. Arus
mengalir melalui dioda 1 la-lu ke beban dan kembali melalui dioda 5. Pada
langkah selanjutnya arus yang dibangkitkan pada tiap-tiap kumparan arahnya
berubah, te-tapi arus yang ke beban selalu mengalir dengan arah yang sama.
Gelombang
Output Setelah Penyearahan
Terminal
dimana arus yang ke-luar sudah disearahkan disebut terminal B (Battery).
Dan terminal dimana arus kembali disebut terminal E (earth). Tegangan
antara terminal N (titik netral) dan E adalah ½ dari tegangan terminal
B. Gelombang output sesudah penyearahan digambarkan pada grafik ©.
Konstruksi
Alternator
Alternator
berfungsi untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik.
1.
Pulley
2.
Cooling fan
3.
Drive end frame
4.
Stator core
5.
Stator coil
6.
Brush (sikat)
7.
Brush holder
8.
Rectifier
9.
Rear end frame
10.
Rotor coil
11.
Rotor core
1.
Rotor
Rotor berfungsi untuk
membangkitkan medan magnet.
Rotor terdiri dari :
1.
Rotor coil
2.
Rotor core
3.
Slip ring
4.
Rotor shaft
2. Stator
Stator berfungsi
untuk membangkit-kan arus listrik bolak-balik.
Stator terdiri dari :
1.
Stator coil
2.
Stator core
3. Pulley
Pulley berfungsi
untuk menerima te-naga mekanis dari mesin untuk me-mutarkan rotor.
Rasio pulley alternator
terhadap pulley mesin adalah 1,8 – 2,2 : 1.
4. End Frame
End frame berfungsi
untuk pemegang bagian-bagian alternator. Pada end frame terdapat lubang
venti-lasi untuk tempat mengalirnya udara pendingin.
5. Rectifier
Rectifier berfungsi
untuk merubah arus AC menjadi arus DC. Rectifier terdiri dari 3 dioda
positif, 3 dioda negatif, dan diode holder. Diode holder berfungsi untuk mera-diasikan
panas dan mencegah dioda panas.
Regulator
Tegangan
yang dihasilkan oleh alternator bervariasi tergantung dari kecepatan putaran
dan banyaknya beban. Untuk itulah digunakan regulator yang berfungsi untuk menjaga
tegangan out-put alternator tetap konstan.
Regulator
Tipe Kontak Point
Regulator
tipe kontak point terdiri dari :
- Voltage regulator
yang berfungsi untuk menjaga tegangan output alter-nator
tetap konstan.
- Voltage relay yang
berfungsi untuk mematikan lampu CHG dan meng-hubungkan arus ke voltage
regulator.
Cara
Kerja
Kecepatan
Rendah ke Sedang
Saat
kecepatan rendah arus yang dihasilkan alternator masih kecil sehingga
yang mengalir ke voltage regulator juga masih ke-cil, sehingga
kemagnetan pada voltage regulator (M) belum mampu menarik P0.
Arus yang mengalir ke rotor coil (F) melalui P1 > P0
Saat
kecepatan mesin naik arus yang dihasilkan alternator juga naik,
se-hingga yang mengalir ke voltage regulator juga naik, sehingga
kemag-netan pada voltage regulator (M) sudah mampu menarik P0
lepas dari P1. Arus yang mengalir ke rotor coil (F) melalui tahanan
(R), sehingga arus yang dihasilkan alternator menjadi turun dan
menyebabkan kemagnetan pada voltage regulator (M) turun dan P0
kembali berhubungan dengan P1.
Kecepatan
Sedang ke Tinggi
Saat
kecepatan sedang, posisi P0 adalah mengambang. Dengan naiknya
putaran maka arus yang dihasilkan alternator besar, se-hingga arus
yang mengalir ke voltage regulator besar, dan kemagnetan pa-da
voltage regulator mampu menarik P0 berhubungan dengan P2.
Arus yang mengalir ke rotor coil (F) menjadi terputus.
Sistem Pengisian Dengan Regulator Tipe Kontak Point
Sistem
pengisian dengan regulator tipe kontak point terdiri dari :
1.
Kunci kontak
2. Fuse (sekering)
3. CHG lamp
4. Voltage regulator
5. Socket Voltage
regulator
6. Alternator
7. Terminal B
8.
Fusible link
Cara
Kerja
Kunci
kontak “ON” mesin belum berputar
Saat
kunci kontak “ON” mesin belum berputar pada stator coil belum ada tegangan
induksi, sehingga terjadi aliran arus :
Battery
- KS - fuse - IG regulator - a - P1 - F regulator - F alternator -
rotor coil - E alternator - massa. (arus field)
Rotor coil menjadi magnet.
Battery
- KS - charge lamp - L regulator - P2 - c - E regulator - massa.
(arus lampu charge). Lampu charge menyala
Mesin
Hidup Putaran Rendah
Saat
mesin hidup dengan putaran rendah pada stator coil terjadi tegangan induksi,
sehingga terjadi aliran arus :
N alternator - N regulator - C2 (voltage
relay) - E regulator - massa.(tegangan netral)
· Voltage relay menjadi magnet
menarik P2 berhubungan dengan d, sehingga menyebabkan charge lamp mati
(tidak ada beda potensial)
B alternator - B regulator - d - P2 - C1
(voltage regulator) - E regulator - massa. (tegangan output)
· Voltage regulator
menjadi magnet tetapi belum mampu menarik P1
B alternator - KS - fuse - IG regulator - a - P1
- F regulator - F alternator - rotor coil - E alternator - massa. (arus field)
· Rotor coil menjadi
magnet
B alternator - beban - massa (arus output)
Mesin
Hidup Putaran Sedang
Saat
mesin hidup dengan putaran sedang pada stator coil terjadi tegangan induksi,
sehingga terjadi aliran arus :
N alternator - N regulator - C2 (voltage relay) -
E regulator - massa. (tegangan netral)
· Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d, sehingga menyebabkan
charge lamp mati (tidak ada beda potensial)
B alternator - B regulator - d - P2 - C1
(voltage regulator) - E regulator - massa. (tegangan output)
·
Voltage regulator menjadi magnet menarik P1 lepas dari a tetapi tidak
berhubungan dengan b.
B alternator - KS - fuse - IG regulator - tahanan - F
regulator - F alternator - rotor coil - E alternator - massa. (arus
field)
·
Rotor coil menjadi magnet (kecil).
B alternator -- beban - massa (arus output)
Mesin
Hidup Putaran Tinggi
Saat
mesin hidup dengan putaran tinggi pada stator coil terjadi tegangan induksi,
sehingga terjadi aliran arus :
N alternator - N regulator - C2 (voltage
relay) - E regulator - massa.(tegangan netral)
·
Voltage relay menjadi magnet menarik P2 berhubungan dengan d,
sehingga menyebabkan charge lamp mati (tidak ada beda potensial)
B alternator - B regulator - d - P2 - C1
(voltage regulator) - E regulator - massa. (tegangan output)
·
Voltage regulator menjadi magnet menarik P1 berhubungan dgn b.
B alternator - KS - fuse - IG regulator - tahanan - P1
- b - E regulator - massa. (tidak ada arus field)
·
Rotor coil tidak menjadi magnet.
B alternator - beban - massa (arus output)
Alternator
Dengan Ic Regulator
Dibandingkan
dengan alternator yang memakai regulator tipe kontak point, al-ternator dengan
IC regulator mempunyai keuntungan :
- Tahan terhadap
getaran dan tahan lama
- Tegangan output lebih
stabil
- Tahanan kumparan
rotor lebih kecil sehingga arus dapat diperbesar.
Konstruksi
Alternator
dengan IC regulator (small alternator) terdiri dari :
1. Front end frame
8. Brush (sikat)
2. Rear end frame
9. Slip ring
3. Stator
10. Rectifier
4. Terminal B
11. Rear
end cover
5. Konektor
12. Rotor
6. IC regulator
13. Bearing
7. Brush spring
14. Pulley
Rotor
Pada
beberapa jenis alternator, rotor ada yang dijadikan satu dengan fan,
sehingga memungkinkan ukuran alter-nator menjadi lebih kompak.
Rectifier
Rectifier
pada alternator dengan IC re-gulator mempunyai konstruksi yang lebih kompak
(kecil) dibanding deng-an alternator dengan regulator tipe kontak point.
IC
Regulator
IC
regulator berfungsi untuk menjaga tegangan output alternator agar tetap
konstan.
IC
REGULATOR
IC
regulator mempunyai keuntungan :
·
Waktu pengaturan tegangan lebih pendek
·
Lebih tahan terhadap getaran
·
Ukurannya lebih kecil (disatukan dengan alternator).
Dan
mempunyai kerugian :
·
Harganya mahal
·
Kurang tahan terhadap tegangan dan panas yang tinggi.
Ada
dua cara pemasangan IC regulator :
1.
Add on : IC regulator dipasang di luar alternator.
2.
Built in : IC regulator dipasang di dalam alternator
Prinsip
Kerja IC Regulator
·
Saat Tegangan Output Pada Terminal B Rendah
Tegangan
output belum dapat melewati ZD, sehingga Tr2 “Off”.Tegangan output
mengalir ke ba-se Tr1 melalui resistor R1 dan Tr1
“On”. Arus yang mengalir ke rotor coil melalui B - rotor coil - F - Tr1
(On) - E (massa).
·
Saat Tegangan Output Pada Terminal B Tinggi
Tegangan
output sudah dapat melewati ZD, sehingga Tr2 “On” dan Tr1 “Off”.
Dan arus yang ke rotor coil terputus.
Tipe
IC Regulator
·
IC Regulator Tipe A
Cara
pemasangan IC regulator ke alternator adalah add on.
Jenis
IC regulator ini sekarang sudah tidak digunakan lagi.
·
C Regulator Tipe B
Cara
pemasangan IC regulator ke alternator adalah built in.
Jenis
IC regulator ini digunakan pada semua kendaraan Isuzu yang menggunakan
alternator dengan IC regulator.
Cara
Kerja Sistem Pengisian Dengan Ic Regulator Tipe B
Kunci
Kontak “ON” Mesin Belum Berputar
Saat
kunci kontak “ON” mesin belum berputar pada stator coil belum ada tegangan
induksi, sehingga terjadi aliran arus :
1. Battery -
fuse - S alternator - S IC regulator – BIC - BAT alternator - B IC regulator -
BIC
·
BIC meng”ON”kan transistor karena mendeteksi tegangan battery kurang dari
14,7 volt.
2. Battery
- fuse - starter switch - IG alternator - dioda - R IC regulator - tahanan - L
IC regulator - rotor coil - F IC regulator - Tr “ON” - E (massa).
·
Kemagnetan pada rotor coil kecil sekali.
3. Battery
- fuse - starter switch - IG alternator - dioda - R IC regulator - tahanan - L
IC regulator - L alternator - kumparan charge relay- ZD “OFF”.
·
Kumparan charge relay tidak menjadi magnet.
4. Battery
- fuse - starter switch - charge light - plat kontak CHG relay - massa.
·
Charge light menyala.
Mesin
Hidup Tegangan Output Di Bawah Standar (<14,7 Volt)
Saat
mesin hidup pada stator coil terjadi tegangan induksi, sehingga terjadi aliran
arus :
1. Stator
coil - dioda - BAT alternator - S alternator - S IC reg - BIC - B IC regulator
- BIC
·
BIC meng”ON”kan transistor karena mendeteksi tegangan output ku-rang dari
14,7 volt.
2. Stator
coil - field dioda - rotor coil - F IC regulator - Tr “ON” - E IC regulator - E
alternator - massa.
·
Rotor coil menjadi magnet.
3. Stator
coil - field dioda - L alternator - kumparan charge relay - ZD ”ON” - massa
· Kumparan
charge relay menjadi magnet menarik plat kontak ke atas, sehingga charge light
mati karena tidak ada beda potensial.
Mesin
Hidup Tegangan Output Di Atas Standar (¦14,7 Volt)
Saat
mesin hidup pada stator coil terjadi tegangan induksi, sehingga terjadi aliran
arus :
1. Stator
coil - dioda - BAT alternator - S alternator - S IC reg – BIC- B IC regulator -
BIC
·
BIC meng”OFF”kan transistor karena mendeteksi tegangan output lebih dari
14,7 volt.
2. Stator
coil - field dioda - rotor coil - F IC regulator - Tr “OFF”
·
Rotor coil tidak menjadi magnet.
3. Stator
coil - field dioda - L alternator - kumparan charge relay - ZD ”ON” - massa
·
Kumparan charge relay menjadi magnet menarik plat kontak ke atas, sehingga
charge light mati karena tidak ada beda potensial.
IC
Regulator Tipe M
Cara
pemasangan IC regulator ke alternator adalah built in.
Jenis
IC regulator ini digunakan pada kendaraan sedan.
Cara
Kerja Sistem Pengisian Dengan Ic Regulator Tipe M
Kunci
Kontak ON Mesin Belum Berputar
MIC mendeteksi tegangan battery melalui terminal
IG dan akan menghidupkan Tr1.
· Rotor
coil menjadi magnet
(Tr1 akan
ON dan OFF secara bergantian agar arus yang ke rotor minimum ! 0,17 A)
Belum ada listrik
yang dibangkitkan alternator. Tegangan pada terminal P IC regulator 0 volt
dideteksi oleh MIC yang mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan Tr3.
· Lampu
CHG menyala
Mesin
Hidup Tegangan Di Bawah Standar
Mesin
hidup dan alternator membangkitkan listrik.
Tr1
akan diaktifkan oleh MIC dari kondisi ON – OFF menjadi ON
terus-menerus. Ia juga akan mematikan Tr3 dan menyalakan Tr2
sehingga lampu CHG mati.
Mesin
Hidup Tegangan Mencapai Tegangan Standar
Tr1
tetap pada posisi ON tegangan pada terminal B meningkat sesuai dengan
naiknya putaran mesin. Saat tegangan mencapai 14,5 ! 0,1 volt rangkaian
MIC akan mendeteksinya dan mematikan Tr1 sehingga arus pada
rotor coil terputus.
Akibatnya
tegangan pada terminal B akan drop, dan MIC akan menghidup-kan Tr1
lagi dan arus pada rotor coil meningkat dan tegangan di terminal B akan
naik. Dengan proses ini maka tegangan di B dapat dipertahankan pada nilai
konstan.
Kumparan
Rotor Coil Putus
Bila
karena sesuatu hal hubungan ke kumparan rotor putus ketika alternator berputar,
tegangan pada terminal P IC regulator adalah 0 volt. Rangkaian MIC akan
mendeteksi serta mematikan Tr2 dan menyalakan Tr3
sehingga lampu CHG akan menyala.
Hubungan
Ke Terminal S Putus
Bila
terminal S terlepas / terputus saat alternator sedang berputar, rangkai-an MIC
akan mendeteksi tidak ada input pada terminal S dan mematikan Tr2
dan menyalakan Tr3 sehingga lampu CHG akan menyala
untuk mempe-ringatkan adanya ketidak-normalan.
Hubungan
Ke terminal B Putus
Bila
terminal B terlepas / terputus saat alternator sedang berputar, tegangan pada
battery akan turun perlahan-lahan (tegangan pada terminal S) karena
pengisian battery terhenti.
Pada
saat tegangan pada terminal S melebihi 13 volt rangkaian MIC akan
mendeteksinya dan menyalakan Tr3 serta mematikan Tr2
sehingga lampu CHG akan menyala.
Alternator
Dengan Dioda Netral (Neutral Point Dioda)
Tegangan
rata-rata pada titik netral adalah ½ terminal B. Tegangan ini digunakan
untuk mengak-tifkan lampu CHG.
Untuk
meningkatkan output alternator ada beberapa metoda :
· Memperbesar ukuran.
· Merubah hubungan
stator ke Y.
· Menambah netral point
dioda.
Penambahan
netral point dioda akan meningkatkan out put sebesar 10 – 15%
Cara
Kerja
tegangan
pada titik netral bukan hanya DC tetapi juga AC. Tegangan AC timbul di N
sebagai hasil dari tegangan harmonik ketiga yang diinduksikan pada tiap phase
oleh aliran output dan tepat pada phase yang sama. Jadi tegangan pada titik
netral lebih tinggi atau lebih rendah dari tegangan output, arus akan mengalir
melalui dioda yang dipasang antara titik netral serta terminal output.
·
Tegangan Titik Netral Melebihi 14 Volt
·
Tegangan Titik Netral Turun Di Bawah 0 Volt
Demikianlah pembahasan tentang “Sistem Pengisian Pada Mobil”
Semoga Bermanfaat.
Sumber : www.viarohidinthea.com
0 Response to "Sistem Pengisian Pada Mobil"
Post a Comment