Sebelum
kita mempelajari cara kerja sistem pengisian konvensional, maka sebagai
dasarnya sobat harus mengetahui prinsip kerja regulator. Apa itu regulator?
Regulator berfungsi untuk mengatur besar kecilnya arus yang mengalir ke
kumparan rotor atau untuk mengatur kuat lemahnya medan magnet pada kumparan
rotor sehingga sehingga output alternator selalu stabil yakni pada tegangan
13,8 volt sampai dengan 14,8 volt walaupun putaran mesin naik atau turun.
Putaran mesin yang tinggi akan cenderung menghasilkan tegangan yang tinggi,
namun dengan adanya regulator maka pada saat putaran tinggi arus yang masuk ke
kumparan rotor akan diperkecil atau dilangsungkan ke massa sehingga medan
magnet pada kumparan rotor menjadi kecil. Begitupula ketika mesin berputar
lambat, maka tegangan alternator akan turun namun pada kondisi ini regulator
mengatur agar arus yang masuk ke kumparan rotor menjadi besar sehingga medan
magnet pada kumparan rotor menjadi kuat. Lalu bagaimana cara kerja regulator
tersebut?
Prinsip Kerja Regulator
Ada tiga prinsip utama yang perlu kita ingat
dalam mempelajari kerja regulator, yaitu:
- Semakin tinggi kecepatan putar rotor, maka tegangan yang dihasilkan juga akan semakin tinggi.
- Semakin kuat medan magnet pada kumparan rotor, maka akan semakin tinggi pula tegangan yang dihasilkan.
- Semakin banyak jumlah kumparan stator, maka akan semakin tinggi tegangan yang dihasilkan. Dan untuk point ke tiga in dalam sistem pengisian tidak mungkin dilakukan karena jumlah lilitan pada kumparan stator jumlahnya selalu tetap. jadi yang bisa diubah-ubah adalah putaran dan kuat lemahnya medan magnet.
Pada regulator terdapat kumparan regulator yang
berfungsi untuk menghasilkan medan magnet yang digunakan untuk menarik kontak
gerak agar dapat lepas dari P1 (yakni mengambang) atau menempel pada P2 ketika
tegangan yang bekerja pada kumparan regulator naik akibat putaran rotor semakin
tinggi. Dan berikut ini dijelaskan bagaimana prinsip dasar pengaturan tegangan
yang dilakukan oleh regulator.
Ketika putaran rendah atau lambat, tegangan
yang dihasilkan kumparan stator masih cenderung lemah. Tegangan yang rendah ini
juga menyebabkan tegangan yang masuk pada kumparan regulator masih rendah
sehingga medan magnet yang dihasilkan sangat rendah. Karena gaya tarik magnet
pada kumparan regulator lemah, maka pegas kontak gerak akan menarik kontak
gerak sehingga menempel pada P1. Hal ini menyebabkan arus listrik yang mengalir
ke kumparan rotor menjadi besar karena tidak melalui hambatan, sehingga medan
magnet yang dihasilkan oleh kumparan rotor juga kuat. Putaran yang lambat
diimbangi dengan kuatnya medan magnet pada kumparan rotor menyebabkan output
dari kumparan stator cukup untuk mengisi baterai.
Dan jika rotor berputar semakin cepat sampai
dengan putaran sedang, maka tegangan yang dihasilkan oleh kumparan stator juga
akan naik yang akan mempengaruhi tegangan yang bekerja pad akumparan regulator.
Naiknya tegangan pada kumparan ini mengakibatkan medan magnet yang dihasilkan
oleh kumparan regulator menjadi kuat dan mampu menarik kontak gerak sehingga
dapat lepas dari P1 dan posisinya mengambang ditengah. Hal ini menyebabkan arus
yang mengalir ke kumparan rotor melewati resistor sehingga arus yang masuk ke
kumparan rotor menjadi kecil. Medan magnet yang dihasilkan oleh kumpran rotor
pun menjadi turun atau melemah. Namun karena putaran naik maka tegangan yang
dihasilkan masih cukup stabil untuk mengisi baterai walapun medan magnet pada
kumparan rotor melemah. Sehingga naiknya putaran diimbangi dengan turunnya
medan magnet, dengan demikian output kumparan stator pun menjadi stabil.
Jika rotor berputar pada kecepatan tinggi, maka
tegangan yang dihasilkan kumparan stator juga akan tinggi sehingga tegangan
yang bekerja pada kumparan regulator juga semakin tinggi. ini menyebabkan
terjadinya medan magnet yang semakin kuat pada kumparan regulator sehingga
dapat menarik kontak gerak dan menempel dengan P2.
Kejadian ini menyebabkan arus dapat mengalir
melalui resistor dan langsung ke massa sehingga tidak ada arus yang masuk ke
kumparan rotor. Akibatnya medan magnet pada kumparan rotor menjadi hilang
karena kumparan tersebut tidak mendapatkan arus. Hal ini menyebabkan turunnya
tegangan yang dihasilkan kumparan stator karena tidak ada kemagnetan.
Jika tegangan turun maka tegangan pada kumparan
regulator juga akan turun sehingga medan magnetnya lemah. Pada saat ini pegas
akan mampu menarik kontak gerak lepas dari P2 sehingga arus akan kembali
mengalir ke resistor ke kumparan rotor sehingga medan magnet akan terbentuk
lagi pada kumparan rotor. Karena putarannya masih tinggi maka tegangan yang
dihasilkan kumparan stator juga akan kembali naik. Dan jika tengannya tinggi
lagi maka proses pada gambar a dan b di atas akan terjadi lagi dan terus
berulang sehingga kontak gerak akan kembali menempel dengan P2. Ini akan berulang
terus menerus sehingga output kumpran stator tetap stabil.
Terima kasih telah membaca artikel tentang "Cara Kerja Regulator Pada Sistem Pengisian Konvensional"
Semoga Bermanfaat
Sumber : www.guruotomotif.com
0 Response to "Cara Kerja Regulator Pada Sistem Pengisian Konvensional"
Post a Comment